LET'S ENJOY MY BLOG

Kamis, 31 Maret 2011

Mendamba Kasihmu





salam di kejauhan..
Aku merunduk penuh malu, tanpa kata yang bersuara, hanya patah kata tertulis di alam maya ini,yang dapat aku  tabur. Telah sekian lama tak ada suara, terkadang ada yang tak mampu untuk aku tuliskan,hanya sekadar meluah rasa, kenangan bertabur bunga sepanjang Ramadhan yang telah pergi meninggalkan kita, memberikan seribu satu mujahadah berharga, pembuka jalan lurus, penunjuk pada hatiku.... menunjukan ..Allah itu ada, sentiasa ada, lebih dekat dr kita... mendengar apa yg berbisik, tahu apa yg terjadi dan bakal terjadi.

Sepanjang Perjalanan juga, iman ini teruji...iman setipis rambut ini, akal serapuh kaca.. sekuat mana pun ia..terkadang hampir retak bercerai.. para anbiya..para sahabat juga teruji....mencari cinta yang satu dan Agung.. bertemu cinta sejati, setelah seribu dugaan melanda. Aplagi diri ini ..insan kerdil berjiwa kecil, hati serapuh kaca yg bisa tercerai oleh lambung ombak deras dipersisiran pantai, namun ia masih mampu untuk bertahan agar ombak itu menyapu lembut pada hati bukan memukul gelombang..

Allah yang selalu disebut-sebut, DIA lah kekuatan itu, DIA lah sumber segalanya, pada hati, pada mata, pada telinga, pada jiwa yang satu.... tapi akupun sadar, hidup penuh godaan, padangan mata syaitan yang menipu,menggoda  hati , meleburkan iman.... ah! ini lah mainan syaitan, setiap keburukan yang berbisk itu adalah dari syaitan..aku sadari itu,dan terkadang juga  terlupa... lemah nya diriku.. Ya Allah... kadang juga airmata ini tumpah kerana takutkan Mu."Dimanakah aku Ya Allah.... dimanakah aku disisiMu, dapatkah aku merintih mendamba rahmatMu andai aku penuh dgn dosa2.. disetiap hari-harku yang tak luput dosa.."

aku hambamu yang lemah,namun Ya Allah, kalamMU membuatkan aku bangkit, bahwa, janganlah aku berputus asa, walau dosa hamba sebanyak pasir dilautan, andai taubat itu suci, Alllah akan sentiasa bersamamu........ Allah itu dekat. sentiasa hadir dgn pengampunan.. penuh dgn sejuta harapan bagi insan yg mengerti pada hati bahwa cinta ILAHI itu suci,lebih suci dari segalanya................dan hanya Dia yang kekal abadi.( dari seorang sahabat)

Rangkuman Komunikasi Massa


a. Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi Massa (Mass Communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik media cetak (Surat Kabar, Majalah) atau media elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada khayak luas di berbagai tempat.

b. Karakteristik Komunikasi Massa menurut para pakar komunikasi :
1.      Komunikator Melembaga (Institutionalized Communicator) atau Komunikator Kolektif (Collective Communicator) karena media massa adalah lembaga sosial, bukan orang per orang.
2.      Pesan bersifat umum, universal, dan ditujukan kepada orang banyak.
3.      Menimbulkan keserempakan (simultaneous) dan keserentakan (instantaneos) penerimaan oleh massa.
4.      Komunikan bersifat anonim dan heterogen, tidak saling kenal dan terdiri dari pribadi-pribadi dengan berbagai karakter, beragam latar belakang sosial, budaya, agama, usia, dan pendidikan.
5.      Berlangsung satu arah (one way traffic communication).
6.      Umpan Balik Tertunda (Delayed Feedback) atau Tidak Langsung (Indirect Feedback); respon audience atau pembaca tidak langsung diketahui seperti pada komunikasi antarpribadi.

c. Pernyataan pernyataan dari Para Ahli
1. Aubrey Fisher
Model adalah analogi/perumapamaan yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat, atau komponen yang penting dari fenomena untuk dijadikan model/contoh.
2. Menurut Severin
Model membantu merumuskan teori dan menyarankan hubungan hubungan.
3. Menurut Deusch
Fungsi model yaitu :
·         Mengorganisasikan (kemiripan data dan hubungan yang tadinya tidak teramati)
·         Heuristik, yaitu menunjukkan fakta dan data yang tidak diketahui..
·         Prediktif, yaitu memungkinkan ramalan
·         Pengukuran, yaitu mengukur fenomena yang diprediksi
4. Gorden Wiseman & Larry Baker
Model komunikasi memiliki 3 fungsi yaitu :
·         Melukiskan proses komunikasi
·         Menunjukkan hubungan visual
·         Membantu dalam menghubungkan atau memperbaiki kemacetan komunikasi

d. Model Model Komunikasi Massa
1. S-R THEORY (Stimulus – Response)
Disini Komunikasi dipandang sebagai suatu aksi dan reaksi. Asumsi : Teori S-R mirip dengan “ HYPODERMIC NEEDLE “, yaitu pesan media langsung menghasilkan respon audiens, namun dalam perkembangan risetnya, teori S-R telah mengalami perubahan, stimulus dari media tidak secara langsung mempengaruhi respon audiens, namun stimulus media itu menerpa Organisme dulu baru kemudian mempengaruhi respon audiens.

2. Aristoteles ( Speaker - Massage – Listener)
Biasa disebut juga dengan Rethoric Approach

3. Lasswell’s Model (Model Lasswell)
(Who – Say What- to whom – In which channel –With what effect)
Teori komunikasi yang dianggap paling awal (1948). Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan : Who says in which channel to whom with what effect (Siapa mengatakan apa melalui saluran apa kepada siapa dengan efek apa). Jawaban bagi pertanyaan paradigmatik : Lasswell itu merupakan unsur-unsur proses komunikasi yaitu Communicator (komunikator), Message (pesan), Media (media), Receiver (komunikan/penerima), dan Effeck (efek).

4. The Mathematical Theory of Communication (Teori Matematika Komuikasi)

( Source – Transmitter ® Receiver – Destination )
Teori matematikal ini acapkali disebut model Shannon dan Weaver, oleh karena teori komunikasi manusia yang muncul pada tahun 1949, merupakan perpaduan dari gagasan Claude E. Shannon dan Warren Eaver. Shannon pada tahun 1948 mengetengahkan teori matematik dalam komunikasi permesinan (engineering communication), yang kemudian bersama Warren pada tahun 1949 diterapkan pada proses komunikasi manusia (human communication). Asumsi teori ini adalah sumber informasi (information source) memproduksi sebuah (message) untuk dikomunikasikan. Pesan tersebut dapat terdiri dari kata-kata lisan atau tulisan, musik, gambar, dan lain-lain. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi isyarat (signal) yang sesuai bagi saluran yang akan dipergunakan. Saluran (channel) adalah media yang menyalurkan isyarat dari pemancar kepada penerima (receiver). Dalam percakapan sumber informasi adalah benak (brain), pemancar adalah mekanisme suara yang menghasilkan isyarat, saluran (channel) adalah udara.

5. Schram Wellburg,
khalayak dianggap memiliki tingkat selektifitas bila diterpa suatu media dan tingkat selektifitas itu berdasarkan field of experiencenya. Di dalam teori ini, Field of experience dari khalayak sangat mempengaruhi efek atau response yang akan disampaikan khalayaknya.

6. Newcomb’ABX Model (Model ABX Newcomb)
Pendekatan komunikasi yang berdasarkan pada pendekatan seorang pakar psikolog sosial berkaitan dengan interaksi manusia. Dalam bentuk yang paling sederhana dari kegiatan komunikasi seseorang A menyampaikan informasi kepada orang lain B mengenai sesuatu X. Model ini menyatakan bahwa orientasi A (sikap) terhadap B dan terhadap X adalah saling bergantung dan ketiganya membentuk sistem yang meliputi empat orientasi.
Seperti dikutip Effendy (2003) menurut Severin dan Tankard (1992) pada model newcomb ini komunikasi merupakan cara yang biasa dan efektif dimana orang-orang mengorientasikan dirinya terhadap lingkungannya.

e. Teori Teori Dalam Komunikasi
1. Innoculation Theory (Teori Inokulasi)
Teori inokulasi atau teori jarum suntik yang pada mulanya ditampilkan oleh Mcguire ini mengambil analogi dari peristiwa medis. Orang yang terserang penyakit cacar, polio disuntik. Diberi vaksin untuk merangsang mekanisme daya tahan tubuhnya. Demikian pula halnya dengan orang yang tidak memiliki informasi mengenai suatu hal atau tidak menyadari posisi mengenai hal tersebut, maka ia akan lebih mudah untuk dipersuasi atau dibujuk. Suatu cara untuk membuatnya agar tidak mudah kena pengaruh adalah ”menyuntiknya” dengan argumentasi balasan (counterarguments).

2. Individual Different Theory
Asumsi : Pesan yang disampaikan media sebenarnya diterima secara berbeda-beda oleh audiens, karena tiap audiens adalah otonom. Ia mampu secara mandiri memproses, menyeleksi dan mempersepsi pesan media sesuai dengan system referensinya, tiap individu memiliki kemampuan untuk memaknai pesan media sesuai pengetahuanya.
Di dalam teori ini menjelaskan bahwa pesan dalam komunikasi massa membawa dampak yang berbeda beda pada tiap individu sesuai dengan latar belakang pendidikan, culture, dll dari individu tersebut. Jadi, individu lebih selektif dalam memilih pesan yang mereka terima/ tolak.

3. Teori Kategori Sosial
Teori ini menjelaskan bahwa dalam suatu masyarakat walaupun heterogen,  tapi ada dalam hal hal tertentu mereka memiliki kesamaan sehingga membentuk kategori kategori tertentu (kelompok khusus). Kategori ini bisa berdasarkan usia, gender, profesi, dll. Teori ini berangkat dari model komunikasi S – R (resposn dari individu, kategiri sosial, dll).

4. Social Relationship Theory
Sebuah pesan media massa dapat sampai ke khalayaj melalui perantara tertentu, sperti opinion leader (kepala desa). Tidak harus langsung ke khalayak, tapi melalui tahap tertentu, yaitu perantara perantara sehingga terbentuk hubungan antara mereka dan pesan pun akan mudah tersampaikan. Karena ada khalayak yang tidak suka membaca koran atau menonton televisi. Teori ini berangkat dari two step flow or multi step communication model.  Jadi pesan sampai ke khalayak melalui perantara dalam hubungan sosial.

5. Cultural Norm Theory
Efek dari pesan di media massa seringkali mampu mempengaruhi norma norma yang ada di masyarat. Proses nya yaitu ada tiga :
a. memperkuat norma yang ada
b. Memodifikasi/mengubah norma lama
c. menciptakan norma yang baru

6. Uses And Gratifications (Kegunaan Dan Kepuasan)
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan (bahasa Inggris: Uses and Gratification Theory) adalah salah satu teori komunikasi dimana titik-berat penelitian dilakukan pada pemirsa sebagai penentu pemilihan pesan dan media. Pemirsa dilihat sebagai individu aktif dan memiliki tujuan, mereka bertanggung jawab dalam pemilihan media yang akan mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka dan individu ini tahu kebutuhan mereka dan bagaimana memenuhinya. Media dianggap hanya menjadi salah satu cara pemenuhan kebutuhan dan individu bisa jadi menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan mereka, atau tidak menggunakan media dan memilih cara lain. 

7. Teori Agenda Setting
Setting didasari oleh asumsi demikian. Teori ini sendiri dicetuskan oleh Profesor Jurnalisme Maxwell McCombs dan Donald Shaw. Menurut McCombs dan Shaw, “we judge as important what the media judge as important.” Kita cenderung menilai sesuatu itu penting sebagaimana media massa menganggap hal tersebut penting. Jika media massa menganggap suatu isu itu penting maka kita juga akan menganggapnya penting. Sebaliknya, jika isu tersebut tidak dianggap penting oleh media massa, maka isu tersebut juga menjadi tidak penting bagi diri kita, bahkan menjadi tidak terlihat sama sekali. Jadi bisa dikatakan apa yang yang menjadi agenda media juga menjadi agenda masyarakat.

8. Teori Dependency
Dependency Theory menjelaskan kekompatibelan mengenai argumentasi limited-effects dan powerful-effect dari media. Titik sentral dari teori atau pendekatan ini adalah adanya audiens yang bergantung kepada informasi media untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan dan mencapai tujuan-tujuannya. Dengan demikian maka pendekatan ini masih konsisten dengan pendekatan model uses and gratifications. Tidak semuanya cocok memang jika dikaitkan pada kondisi masyarakat di jaman sekarang, terutama di Indonesia. Juga tidak semua aspek informasi sajian dari media massa yang sanggup mempengaruhi secara kuat sehingga audiens menjadi tergantung kepada media dimaksud. Dikaitkan dengan usia seseorang, misalnya, kekuatan media juga semakin berkurang. Hal ini bisa dilihat dari semakin kurangnya kelompok usia lanjut yang membaca dan menonton televisi. Bahkan beberapa orang tertentu di desa-desa, meskipun ada televisi di rumahnya, para orang tua tidak tertarik untuk menontonnya. 

9. Teori Difusi Inovasi
Model teori difusi inovasi digunakan untuk pendekatan dalam komunikasi pembangunan, terutama di negara berkembang seperti Indonesia atau dunia ketiga. Tokohnya Everett M. Rogers mendefinisikan difusi sebagai proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu dari para anggota suatu sistem sosial. Difusi adalah suatu jenis khusus komunikasi yang berkaitan dengan penyebaran pesan - pesan sebagai ide baru, sedangkan komunikasi didefinisikan sebagai proses di mana para pelakunya menciptakan informasi dan saling bertukar informasi tersebut untuk mencapai pengertian bersama. 

10. Teori Kultivasi (Cultivation Theory)
Pernyataan Prabowo (2005, p.45) mengenai tinggi rendahnya kecemasan dipengaruhi oleh terpaan media, sejalan dengan yang dikemukakan oleh George Gerbner. Teori ini menyatakan bahwa dampak dari menonton tayangan televisi lebih besar berada pada sikap penonton daripadatataran perilaku atau kebiasaan mereka. Para pecandu berat televisi (heavy viewers) akan menganggap bahwa apa yang terjadi di dunia televisi itulah duniasenyatanya. Anak-anak yang sering menonton tayangan film kekerasan akan melihat dunia sebagai penuh dengan kekerasan (Nurudin, 2003, p.157). Bahkan, anak-anak yang merupakan heavy viewers akan cenderung memperlihatkan tanda kecemasan, trauma, dan stress pasca-trauma dibandingkan dengan low viewers(Navarro, n.d, p.1). Jika dihubungkan dengan Cultivaton Theory, maka seharusnya responden yang memiliki terpaan informasi yang tinggi mengenai bahaya HIV/AIDS akan merasa lebih cemas dibandingkan dengan responden yang tingkat terpaan informasinya rendah. 

11. The Spiral Of Silence Theory
Asumsi : Pesan dari media besar cenderung mendominasi opini publik, pesan itu akan menjadi pembicaraan khalayak (Public Discourse) sementara bisa jadi ada pesan dari media lain yang berbeda dengan media besar tadi, tetapi karena pesan-pesan media besar telah menjadi opini publik, dan pengaruh itu demikian kuat di dalam benak khalayak, maka media-media kecil tadi cenderung utnuk meminimalisasi perbedaanya atau malah menjadi diam atau mendiamkan pesan-pesan itu (Public Discourse)
12. Social Learning Theory
Menjelaskan bahwa belajar adalah melalui sebuah pengamatan atau observasi, teori ini membantah bahwa belajar tidak melalui trial dan error. Tetapi melalui pengamatan, baik pengamatan langsung maupun tidak, yaitu melalui media seperti media massa, buku, dll.


Referensi
Fisher, B. Aubrey, 1986. Teori Teori Komunikasi. Penyunting : Jalaludin Rakhmat, Penerjemah : Soejono Trimo, Bandung : Remaja Rosdakarya.
·         Rakhmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
·         Uchjana Effendy, Onong. 1990. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

BAGINYA, “BUTA ADALAH KESEMPURNAAN”


Hujan rintik menyelimuti dinginnya malam. Mendungnya awan laksana gumpalan kapas hitam di langit luas. Bintang yang selalu menggoda setiap insan seakan enggan untuk memanjakan romantisme setiap keluarga dan bahkan bulan pun tersipu malu di balik kelamnya malam. Cahaya lampu di taman mulai menghiasi dan menerangi malam itu. Suara binatang kecil pun mulai bersahutan dengan riangnya. Cengkrama setiap keluarga mulai terdengar di setiap sudut-sudut rumah dan terlihat pula senda gurau antara mereka. Gelak tawa anak-anak mulai terdengar ketika kehangatan keluarga mulai tercipta. Di tengah keceriaan malam, terdengar suara dentingan tongkat yang memecah kesunyian malam. Iramanya begitu tak beraturan tapi tetap membawa nuansa penasaran pada diriku, Siapakah dia?. Rasa penasaranku pun diikuti dengan sorotan mataku yang tajam ke arah orang itu. Dia terlihat tak bisa melihat. Dengan menggunakan kacamata hitam, terlihat sekali matanya seolah-olah tak ingin ditunjukkan pada siapapun. Langkahnya sangat tergantung pada ayunan tongkat itu. Selangkah demi selangkah, dentingan demi dentingan menyiratkan dia hendak berkeliling setiap rumah di komplek daerahku di Way Halim Permai. Tak ingin terus menerus dinaungi rasa penasaran, maka saya berinisiatif untuk mendatangi orang itu. Ketika mendekat, saya pun langsung bertanya : “ada yang bisa saya bantu? Anda siapa ya?”. Dengan tersenyum diapun menjawab :”Saya Mang Udin, tukang pijit di daerah sini neng”. Akupun teringat dengan saudaraku yang sedari pagi merintih kesakitan karena tangannya sedikit terpelintir akibat bermain futsal. Langsung saja aku meminta jasanya sebagai tukang pijit untuk memijat tangan saudaraku. Sembari Mang Udin memberikan pemijatan, diam diam aku mengagumi sosoknya yang tunanetra namun tak sedikitpun terlihat raut sedih di wajahnya. Untuk mengisi kelamnya malam, aku memintanya untuk bercerita tentang kisah hidupnya sebagai tukang pijit tunanetra. Dan beginilah kisahnya.

Tumbuh menjadi cacat memang bukanlah  impian setiap insan yang selalu ingin menikmati sinar mentari sang nirwana dunia. Akan tetapi, semua itu sudah menjadi suatu goresan takdir yang tak dapat terelakkan. Meski sedih namun apadaya tangan seorang manusia seakan  rapuh untuk merubah nasib yang sudah menjadi kehendak Ilahi. Warna warni dunia yang seakan selalu memanjakan dan menggoda mata yang memandangnya tidak dapat dirasakan oleh para tunanetra ini. Mentari pagi yang selalu menyambut kita setiap pagi, seakan hanya terbit untuk orang lain dan bukan untuk dirinya. Kegelapan adalah teman sejati baginya. Dan siang adalah harapan serta mimpi yang tak mungkin terjamah olehnya. Ya.... begitulah yang terjadi pada Mang Udin, seorang tunanetra yang sampai saat ini tetap bersyukur dengan semua keadaan dan kekurangan yang terjadi padanya. Walaupun terkadang sedih, tetap harus dihadapi dengan senyuman dan kebahagiaan, itulah prinsip yang menjadi sandaran bagi dirinya dalam menjalani lika liku kehidupannya sekarang ini.

Tak seorang pun dalam hidupnya yang memimpikan menjadi tunanetra. Sebagai manusia normal, tunanetra merupakan bencana yang paling besar dalam kehidupannya. Karena menjadi tunanetra seakan akan hanya berhadapan dengan hitamnya dunia. Hal seperti itulah yang dirasakan Mang Udin 27 tahun yang lalu. Dia bukanlah seorang tunanetra yang cacat sejak lahir tetapi karena ada suatu penyakit di kornea matanya yang membuat penglihatannya semakin berkurang dari tahun ke tahun. Awalnya dia masih bisa melihat jelas cerahnya dunia, tapi semakin tahun berganti yang ia lihat hanya hitam dan putih dan pada akhirnya yang bisa ia lihat hanyalah kegelapan. Menurutnya, dia masih merasa lebih beruntung dibandingkan para tunanetra lainnya, karena kebutaan yang dialaminya berlangsung secara berangsur, sehingga dia bisa mempersiapkan batin maupun mental bila ia benar benar tak bisa melihat. 

Menjadi cacat memang bukan juga alasan untuk berkeluh kesah ataupun menggantungkan kehidupan pada orang lain. Inilah yang menjadi idealisme para tunanetra termasuk juga dengan Mang Udin sendiri. Dengan menggeluti profesi sebagai tukang pijit tunanetra inilah, ia mencari uang demi sesuap nasi bagi keluarga dan dirinya sendiri. Dengan bermodal pengalaman dan pengetahuan yang dia dapatkan dari pelatihan oleh departemen sosial pada tahun 1990-1992, saat ini dia telah berhasil menjadi tukang pijit yang cukup terkenal di kalangan bawah hingga kalangan atas. Banyak pelanggannya yang bekerja di perusahaan besar seperti United Tractors dan kalangan pegawai pemerintahan provinsi maupun daerah yang menjadi pelanggan setianya. Saat inipun dia sudah memiliki keberanian untuk memberi tarif minimum pemijatannya yaitu sekitar 30 ribu rupiah perjam. Memang bukanlah tarif yang mahal bila kita telah merasakan pelayanannya yang terbilang “mantab” dan sangat memuaskan. Teknik teknik dalam memijat pun sudah dikuasainya dengan baik sehingga tak ada alasan untuk meragukan keahlian memijatnya.

Selama lebih dari 20  tahun melakoni profesi ini, tak ada sedikitpun raut sedih maupun lelah yang terlihat dari wajahnya. Tongkat putih yang menjadi sahabatnya, selalu setia menemani perjalanannya sebagai seorang tunanetra. Dentingan irama tongkat sudah menjadi alunan simponi musik yang begitu indah bagi telinganya. Suka maupun duka menjadi tukang pijat telah menghiasi lembaran perjalanan kisah hidupnya. Dan semua itu sudah melebur menjadi satu dalam masa lalunya. 

Pernah suatu ketika ia sedang berkeliling untuk mencari rumah pelanggannya, hujan turun begitu derasnya sehingga membuatnya harus berlari. Karena buta, hanya tongkat putih yang selalu ia pegang itulah yang dapat diandalkannya sebagai penunjuk jalan. Namun sialnya, walaupun ia dapat terhindar dari bebatuan maupun pohon yang ada di depannya, tetapi tetap saja hujan deras membuatnya jatuh terperosok ke dalam porongan yang cukup besar. Bisa dikatakan istilahnya sudah jatuh tertimpa tangga pula. Ternyata di dalam porongan itu penuh dengan sampah dan air limbah yang sangat bau dan menjijikan. Akhirnya hari itu Mang Udin harus mengurungkan niatnya untuk mencari nafkah, karena bajunya yang basah dengan air limbah dan kakinya yang sakit karena terjatuh kedalam ke porongan tersebut. “Pas itumah benar benar berkesan dalam sejarah hidup mamang selama menjadi  seorang tukang pijit neng.” Guraunya sambil tertawa di hadapanku. 

Baginya, pengalaman tersebut bukanlah menjadi penghalang dalam mencari nafkah bagi keluarganya. Dengan semangat awalnya yang tak pernah pantang menyerah untuk memberikan kebahagiaan pada keluarganya, dia terus menerus bangkit dan bekerja keras. Tanpa mengenal kata ragu dan menyerah, siang yang seakan terasa malam dan malam pun terasa siang baginya untuk mencari uang demi mewujudkan keceriaan bagi keluarganya. Dia bukan tukang pijit tunanetra biasa, karena semangatnya itulah yang berbuah hasil yang begitu memuaskan bagi dirinya maupun keluarganya, karena sekarang dia sudah memiliki tanah sendiri dan uang tabungan untuk membangun rumah bagi keluarganya. Saat ini, dia juga telah berumur 35 tahun dan sudah memiliki 2 orang anak, laki laki dan perempuan. Di sebuah rumah kontrakan sederhana yang disewanya beberapa tahun lalu di daerah Tanjung Seneng dekat Tower Indosat, dia bersama keluarganya tinggal bahagia di bawah naungan rasa syukur. Kebanggaan terbesar baginya adalah dapat menyekolahkan anaknya dan dapat memenuhi keinginan dan kebutuhannya keluarganya sehari hari. Di akhir ceritanya pun, dengan penegasan yang cukup mendalam dia mengatakan “Kita itu kalau jadi manusia harus selalu bersyukur. Apapun yang kita miliki berarti sudah yang terbaik dari Gusti Alloh. Ngga ada rasa kesal atau sedih menjadi tunanetra seperti saya ini, karena lebih baik tidak bisa  melihat daripada harus banya zina mata. Iya toh?. Ya...Inilah hidup yang begitu sempurna yang mamang rasakan.”  Sungguh mengesankan!.

Setelah mendengar ceritanya, sempat berpikir akan cerminan diriku, aku tak pernah puas dengan yang kudapatkan sekarang dan selalu ingin mendapatkan lebih dan lebih. Refleksi bayanganku menyiratkan ketidakpuasan yang aku dapatkan dalam hidup ini dan selalu begitu, tak pernah berubah. Terkadang aku menjerit dalam ketakutan untuk menghadapi masa depan yang begitu samar dibenakku. Akan menjadi apakah aku? Itulah pertanyaan yang terus menjadi hantu bagiku. Tapi setelah aku melihat betapa sang tunanetra tersebut membawa inspirasi dan motivasi yang sangat mendalam dan begitu menghancurkan ketakutanku, sehingga aku pun hanya bisa terlunglai sedih dalam sujud. Yang kurasa saat itu hanya betapa hina diriku menjadi hamba yang kufur nikmat. Aku masih memiliki mata yang indah sehingga bisa melihat warna warni dunia dan indahnya kilauan mentari sang fajar. Tapi sebagai manusia biasa, aku selalu lupa akan rasa syukur itu. Kisah Mang Udin inilah yang  saat ini menegurku untuk menjadi sosok terbaik sebagai khalifah di bumi dan menjadi sosok yang kuat dan tegar walau dunia memang begitu keras untuk dijalani. Tiga hal yang aku pelajari saat melihat sosok seperti Mang Udin ini, yaitu tentang kesederhanaan, kepandaian untuk bersyukur dan keikhlasan. Aku begitu terpukau dengan sosoknya yang memberikan makna terdalam pada arti hidup ini. Dialah inspiratorku yang selalu mengingatkan aku bahwa kegelapan dapat menjadi cahaya bagi orang yang ikhlas dan selalu bersyukur. Dan yang paling berkesan dari kata katanya adalah “Buta adalah kesempurnaan” bila kita mengerti arti hidup ini.